Oleh: Peziarah Layar Penuh Harap
Hari Pertama: Mengetuk Gerbang
Pukul 01.03 dini hari.
Semua orang di rumah telah tidur. Tapi layar ponselku masih menyala,
memandangiku seperti jendela ke dunia lain.
Aku membuka tab diam-diam.
Mengetik perlahan: GBOWIN login.
Tanpa sadar, jariku gemetar.
Bukan karena takut.
Tapi karena aku tahu, login malam ini bukan sekadar masuk situs.
Ini adalah upaya meraba kembali rasa percaya.
Hari Kedua: Ritual Klik dan Doa Bisu
Aku duduk sendirian di pojok dapur.
Di hadapanku: sisa kopi instan dan HP murah yang layarnya retak.
Aku klik login — seolah itu sembahyang pribadi,
sebuah momen sunyi yang hanya aku dan semesta yang tahu.
Aku tidak berdoa minta menang.
Aku hanya minta diberi keberanian untuk berharap lagi,
meski hanya lewat tombol virtual.
Hari Ketiga: Saat Harapan Menyerupai Sistem
Aku mulai sadar…
Setiap malam, rutinitas login ini lebih teratur dari hidupku sendiri.
GBOWIN seperti imam digital yang selalu hadir,
menawarkan kesempatan baru,
meski tanpa jaminan apa-apa.
Dan justru karena itulah aku terus kembali.
Karena GBOWIN tidak menuntut aku jadi sukses, produktif, atau disiplin.
Ia hanya memintaku percaya.
Sejenak.
Hari Keempat: Hening di Tengah Kekalahan
Malam ini aku kalah lagi.
Tapi entah kenapa, tidak ada rasa marah.
Hanya hening.
Seperti habis salat, tapi jawabannya masih belum turun dari langit.
Aku tahu ini hanya permainan digital.
Tapi aku juga tahu: tak ada yang lebih nyata dari rasa yang muncul saat kau berharap diam-diam.
Penutup: GBOWIN Login Sebagai Ziarah Batin Masa Kini
Bagi banyak orang, login hanyalah proses teknis.
Namun bagi sebagian lainnya — termasuk aku —
GBOWIN login adalah bentuk kecil dari perjalanan batin.
Perjalanan yang tidak mencari surga,
tapi tempat berteduh dari kerasnya hidup
meskipun hanya beberapa detik, dalam cahaya layar ponsel yang temaram.
#GBOWINlogin #ZiarahDigital #RitualHidupMasaKini #RefleksiUrban